PADANG--Provinsi Sumatera Barat memiliki sejumlah jalan berliku mengikuti pinggang bukit di lembah. Jalan-jalan ini menjadi terkenal tak hanya karena menjadi jalur menantang yang berbahaya bagi pengendara karena terjal dan berjurang, juga karena panorama alamnya yang memukau.
Kelok 44 dekat Danau Maninjau, Silaiang dekat Lembah Anai, Sitinjau Laut dekat pabrik Semen Padang, dan Kelok 9 di Limapuluh Koto merupakan yang terkenal. Beberapa penulis lagu minang lama menjadikan mereka sebagai syair.
Jusaf Rahman misalnya, membuat lagu berjudul "Kelok Sambilan". Syair pertamanya: "Mandaki jalan ka Payokumbuah/ Baranti tantang Kelok Sambilan/Ondeh Baranti tantang Kelok Sambilan/ Dimalah hati indak ka rusuah/ Sadang basayang adiak bajalan". (Mendaki jalan ke Payakumbuh/ Berhenti di Kelok Sembilan/ Tentu saja hati gelisah/ Sedang berkasih-mesra adik berjalan).
Jalan Kelok 9 merupakan jalan negara sangat vital menghubungi dua provinsi di Sumatra bagian tengah, Sumatra Barat dan Riau. Jalan yang dibangun Kolonial Belanda pada 1908-1914 dan dioperasikan pada 1930 telah menjadi bagian sejarah di Sumatra Barat.
Pada 31 Oktober 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Fly Over Kelok 9. Sebuah jalan baru yang lapang dengan 6 jembatan berdiri melayang di atas jalan lama yang sempit. Jalan baru megaproyek pemerintah pusat sepanjang 943 meter jembatan dan 2 km jalan, itu dikerjakan 10 tahun dengan total biaya Rp602,55 miliar.
Yudhoyono selama kunjungan di Sumatera Barat pekan lalu dalam berbagai kesempatan memuji keindahan konstruksi Fly Over Kelok 9 yang dikerjakan putra-putri Indonesia dan keindahan panorama alamnya.
"Bagi yang belum melihat langsung, datanglah, saya percaya akan menambah rasa bangga terhadap Indonesia, sebuah ikon konstruksi yang monumental," kata Presiden saat peresmian di Padang. "Pemandangannya sangat mengagumkan dengan hutan yang masih hijau," katanya di Istano Basa Pagaruyuang.
Kawasan Kelok 9 saat ini sedang disiapkan untuk menjadi Kawasan Wisata Alam. Kementerian Pekerjaan Umum sedang menggelar Sayembara Gagasan Perancangan Arsitektur Kawasan Kawasan Kelok 9 dengan konsep "Nature and Engineering in Harmony". Pemenang sayembara ini akan diumumkan 2 Desember.
Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Limapuluh Kota, Ali Hasan mengatakan, menunggu hasil desain sayembara tersebut untuk menindak lanjuti pembangunan Kawasan Wisata Kelok 9. Namun pihaknya sudah memiliki sejumlah gagasan yang ditawarkan ke Kementerian Pekerjaan Umum.
Rencana itu, kata Ali, mengosongkan jalan lama sepanjang lebih 940 meter itu dan memfungsikannya hanya untuk kegiatan wisata. Di mulut jalan lama di Selatan dan di Utara masing-masing akan dibangun rest area tempat mobil-mobil parkir, lokasi warung berjualan makanan dan cenderamata.
"Untuk menikmati jalan lama yang bernilai historis dan pemandangan indah pengunjung bisa naik mobil wisata terbuka yang disediakan," katanya.
Rencana lain membangun beberapa "mounted" atau bangunan tempat menikmati pemandangan yang dapat dinikmati para pengunjung untuk lokasi berfoto dengan background jalan Kelok 9 baru dan lama. Di sana juga akan dibangun taman bunga.
Selain itu juga ada lokasi tempat pengunjung menikmati alam sambil pesta barbeque atau mengikuti tracking ke hutan sekitar, flying fox, dan bungee jumping. Bungee jumping atau olahraga terjun pakai tali di kaki dari jembatan layang, katanya, diusulkan dengan memberi kanopi untuk lokasi di jembatan Kelok 9 yang memiliki sungai di bawahnya.
"Kami mengusulkan konsep wisata berbasis lingkungan dengan atraksi menantang, sehingga bisa menarik pengunjung dan tetap menjaga kawasan konservasi," ujarnya.
Fasilitas-fasilitas wisata ini sangat mendesak, kata Ali, karena pemandangan Kelok 9 yang luar biasa selalu menarik perhatian pengendara untuk berhenti menikmati dan memotret. Padahal kegiatan itu sangat berbahaya jika dilakukan di bahu fly over.
Kawasan Kelok 9 dimiliki tiga lembaga, Kementerian Pekerjaan Umum yang memiliki jalan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat yang memiliki kawasan hutan Suaka Alam Air Putih, dan Pemkab Limapuluh Kota yang memiliki daerah. Saat ini status kawasan sudah diturunkan menjadi Kawasan Wisata Alam.
"Kami sangat berharap usulan kami diterima dan pembangunan infrastruktur wisatanya juga di danai pemerintah pusat, karena budget kami sangat terbatas, tapi kami siap mengelolanya," katanya beberapa waktu lalu.
0 komentar:
Posting Komentar