Belanja Murah dan Gampang

lazada.com
Tampilkan postingan dengan label KHAZANAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KHAZANAH. Tampilkan semua postingan

28.1.14

4 KALIMAT YANG MULIA

4 KALIMAT YANG MULIA

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Dzikir adalah ibadah yang sangat mulia. Di antara fadilahnya adalah bisa lebih menenangkan jiwa. Fadilah lainnya pun amat banyak. Di antara dzikir yang bisa dirutinkan setiap saat, dibaca agar lisan terus basah dengan dzikrullah adalah empat kalimat mulia, yaitu (1) subhanallah, (2) alhamdulillah, (3) laa ilaha illallah, (4) Allahu akbar”.

Berikut beberapa hadits yang membicarakan keutamaan dzikir tersebut:

Pertama:

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.

Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).

Kedua:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ».

Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari." (HR. Muslim no. 2695). Al Munawi rahimahullah mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yang terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang menggambarkan dunia dan seisinya.”[1] Dari sini menunjukkan bahwa keempat kalimat tersebut lebih baik daripada dunia seisinya.

Ketiga:

عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ قَالَ قَالَتْ مَرَّ بِى ذَاتَ يَوْمٍ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى قَدْ كَبِرْتُ وَضَعُفْتُ - أَوْ كَمَا قَالَتْ - فَمُرْنِى بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ وَأَنَا جَالِسَةٌ. قَالَ « سَبِّحِى اللَّهَ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ رَقَبَةٍ تُعْتِقِينَهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَاحْمَدِى اللَّهَ مِائَةَ تَحْمِيدَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ فَرَسٍ مُسْرَجَةٍ مُلْجَمَةٍ تَحْمِلِينَ عَلَيْهَا فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَكَبِّرِى اللَّهَ مِائَةَ تَكْبِيرَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ بَدَنَةٍ مُقَلَّدَةٍ مُتَقَبَّلَةٍ وَهَلِّلِى اللَّهَ مِائَةَ تَهْلِيلَةٍ - قَالَ ابْنُ خَلَفٍ أَحْسِبُهُ قَالَ - تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ يَوْمَئِذٍ لأَحَدٍ عَمَلٌ إِلاَّ أَنْ يَأْتِىَ بِمِثْلِ مَا أَتَيْتِ بِهِ ».

Dari Ummi Hani' binti Abu Thalib dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk." Beliau bersabda: "Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma'il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali." Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: "Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu." (HR. Ahmad 6/344. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shilsilah Ash Shohihah no. 1316)

Keempat:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ إِلاَّ كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ »

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan)

Kelima:

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « لَقِيتُ إِبْرَاهِيمَ لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِى فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَقْرِئْ أُمَّتَكَ مِنِّى السَّلاَمَ وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَةِ عَذْبَةُ الْمَاءِ وَأَنَّهَا قِيعَانٌ وَأَنَّ غِرَاسَهَا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ »

Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda, "Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Tirmidzi no. 3462. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Keenam:

« إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى مِنَ الْكَلاَمِ أَرْبَعاً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ عِشْرِينَ حَسَنَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ عِشْرِينَ سَيِّئَةً وَمَنْ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ ثَلاَثُونَ سَيِّئَةً

Dari Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar (Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya." (HR. Ahmad 2/302. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya shahih)

Maksud Dzikir Empat Kalimat Mulia

Yang dimaksud bacaan tasbih (subhanallah = Maha Suci Allah) adalah menyucikan Allah dari segala kekurangan yang tidak layak bagi-Nya.

Yang dimaksud bacaan tahmid (alhamdulillah = segala puji bagi Allah) adalah menetapkan kesempurnaan pada Allah dalam nama, shifat dan perbuatan-Nya yang mulia.

Yang dimaksud bacaan tahlil (laa ilaha illallah = tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) adalah berbuat ikhlas dan mentauhidkan Allah serta berlepas diri dari kesyirikan.

Yang dimaksud bacaan takbir (Allahu akbar = Allah Maha Besar) adalah menetapkan keagungan atau kebesaran pada Allah Ta’ala dan tidak ada yang melebihi kebesarannya.[2]

Empat kalimat mulia tersebut bisa berfaedah jika bukan hanya di lisan, namun direnungkan maknanya di dalam qolbu, dalam hati yang paling dalam.

Semoga amalan yang sederhana ini bisa jadi rutinitas kita sehingga lisan ini selalu basah dengan dzikrullah, dzikir pada Allah.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Wallahu a'lam 

27.1.14

VIRUS HATI

[ ENAM PERBUATAN PENYEBAB KERUSAKAN HATI ]

Al Imam Hasan Al Bashri R.A. menyampaikan tausiyyah sebagai berikut :
Sesungguhnya kerusakan amal itu disebabkan oleh enam perkara , yaitu :
1. Orang-orang yang sengaja melakukan dosa dengan berharap akan bertobat.
2. Berilmu tapi tidak mau mengamalkan.
3. Beramal tapi tidak ikhlas.
4. Memakan rizkiy Allah tapi tidak bersyukur.
5. Tidak ridha dengan pembagian rizkiy dari Allah.
6. Mengebumikan mayyit tapi tidak mengambil pelajaran.

Perusak Amal yang pertama : Diantara kita, mungkin ada yang sengaja melakukan dosa dengan harapan akan ada kesempatan untuk bertobat. 
Menurut Al Imam Hasan Al Bashri seseorang yang sengaja melakukan dosa tapi berharap akan memperoleh rahmat dari Allah merupakan lamunan melantur yang jauh dari mungkin.

Perusak Amal yang kedua : Diantara kita mungkin ada yang berilmu tapi tidak mau mengamalkan ilmunya maka ilmu itu tidak akan berguna dan akan sirna. Karena buah dari ilmu adalah pengamalannya. 

Perusak Amal yang ketiga  : Diantara kita mungkin ada yang beramal tapi tidak ikhlas, maka ibadah yang dikerjakan akan diwarnai dengan kepura-puraan (kebohongan). 
Ibadah yang didasari keinginan dipuji dan dihormati orang lain akan menjadi hampa dan tidak memunculkan bekas/tandanya pada kepribadian seseorang.

Perusak Amal yang Keempat : Diantara kita ada mungkin ada yang mengkonsumsi rizki Allah SWT tapi tidak bersyukur kepada-NYA, itulah orang-orang yang ingkar terhadap nikmat dari Allah. Orang yang demikian adalah orang yang sombong dan selalu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya (tidak adil). 

Perusak Amal yang Kelima : Diantara kita mungkin ada yang tidak ridha dengan pembagian rizkiy dari Allah, orang yang demikian adalah orang yang salah dalam menilai diri sendiri. Tidak Ridha terhadap rizkiy Allah karena yang bersangkutan dalam urusan dunia senantiasa membandingkan dengan teman, kerabat dan orang lain yang lebih tinggi kekayaan/hartanya dibandingkan dia. 

Perusak Amal yang Keenam : Tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa penguburan mayit. Yakni mereka tetap tidak mau mengingat kematian.
Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya alam kubur merupakan permulaan tempat akhirat, apabila seseorang selamat di tempat awal itu, maka selanjutnya akan lebih mudah. Tetapi jika tidak selamat di alam kubur, maka apa yang terjadi setelahnya akan lebih berat dari padanya." (HR Tirmidzi, Ibnu majah dan Hakim)

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Hidayah, Taufiq dan Inayah_Nya bagi kita dalam menjalani Kehidupan Yang Fana ini dengan tujuan menggapai Ridha dan Maghfirah-NYA. Amiin Ya Robbal 'Alamiin. 

Sumber : Kitab Nashoihul Ibad

6.1.14

PENYESALAN PENGHUNI MAHSYAR

 "PENYESALAN PENGHUNI MAHSYAR"

    "Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?" (Firman Allah QS Al Infhitarr 1-6) 

                    Rasulullah saw bersabda:

    "Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong?" (Shahih Muslim No.4995 | Riwayat dari Abdullah bin Umar ra) 

Hari itu itu Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua untuk membangkitkan seluruh manusia dari Alam Kuburnya..

    Suara itu menggema menggetarkan Alam Mahsyar..

    "Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka". (QS Yasiin 51) 

Saat itulah manusia manusia terbangun dari tidur panjangnya..

Saat itulah manusia memasuki alam lain yang menggetarkan. Mereka dikejutkan dari kuburnya, mereka dikumpulkan oleh satu seruan. Disana mereka menemui wajah bumi telah berubah, tidak lagi indah seperti dulu. Matahari telah dipadamkan, bintang-bintang berserakan..

Maka sadarlah manusia..
Hari itu mereka berada ditempat yang telah dijanjikan.. hari kiamat..
Hari itu bumi terguncang dengan guncangannya yang dahsyat..

"...manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?"
(QS Az Zalzalah 3)

"Mereka berkata: 'Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?'. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul Nya".QS Yasin 52)

Mereka pun keluar dari kubur tanpa sehelai pakaian, telanjang...

"Kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sandal, telanjang bulat dan tidak dikhitan. Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, laki-laki dan perempuan saling melihat (aurat) yang lain?" Nabi Saw menjawab, "Pada saat itu segala urusan sangat dahsyat sehingga orang tidak memperhatikan (mengindahkan) hal itu." (Mutafaq'alaih)

Hari itu sangat dahsyat..
Mereka dikumpulkan di tengah tengah padang luas memerah..
Disana tak ada wajah bumi telah berubah, tak ada pepohonan atau gunung gunung..

"Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun".(Muslim No.4998| Riwayat Sahal bin Saad ra)

Disana penghuni mahsyar bertanya tanya.
Akan berapa lamakah mereka berada di padang mahsyar?
Tidak sesiapapun tahu.

Disanalah penderitaan dan tangis keluh tiada henti, mulut mereka terbungkam, mereka membisu tanpa sepatah kata, mereka tidak tahu hendak mengadu kepada siapa. Mereka dihinggapi lapar dan dahaga yang panjang..
Disana nikmat bernafas telah dihilangkan..

    Mereka berdiri terpaku berhimpitan..
    Disana orang orang kafir berdiri dengan keadaan terbalik, kepala mereka dibawah..

    "Wahai Rasulullah!
    Bagaimana seorang kafir dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? Rasulullah saw. menjawab: "Bukankah Tuhan Yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya di dunia juga berkuasa untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?".(Muslim No.5020 | Riwayat Anas bin Malik ra) 

Disanalah seluruh manusia manusia yang dulu kafir dan membangkang itu seluruhnya tunduk dan beriman..

Rasulullah saw bersabda:
"Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit dari barat maka seluruh manusia akan beriman" (Bukhari 1557, Muslim 226)

Mereka berada disana selama 50.000 tahun..
Sebuah jangka masa yang tidak lagi diukur dengan peredaran bulan atau matahari..
Karena matahari tidak beredar lagi, cahayanya telah dipadamkan..

Waktu yang begitu panjang itu adalah tempo yang sebentar bagi Allah membiarkan manusia dibumi mahsyar, suatu tempo deraan yang tidak tertanggung oleh manusia menuggu hari perhitungan amal.

Aduhai..
Berdiri berhimpit-himpitan

"Bagaimana keadaan kalian, jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian?"(HR Hakim dan Thabrani)

Demikianlah penghuni mahsyar berhimpit padat sehingga tidak ada ruang untuk bernafas, menahan dahaga yang membakar tenggorokan dan rasa lapar yang tidak dapat dibayangkan lagi.

Disana Allah menunjukan kekuasaan Nya.
Allah mendiamkan penghuni mahsyar yang ia kehendaki dalam jangka puluhan ribu tahun diantara penderitaan penderitaan yang tiada tara.

    Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda:

    "Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah dan mereka mendapat siksa yang pedih, yaitu: Orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tapi tidak mau memberikannya kepada musafir, orang yang membuat perjanjian dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi Allah bahwa telah membeli barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut mempercayainya padahal sebenarnya tidak begitu, Orang yang berbaiat kepada peminpin untuk kepentingan dunia. Jika sang peminpin memberikan keuntungan duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, jika tidak maka ia tidak penuhi janjinya" 

    (Sahih Muslim 157, Bukhari 2186, At Tirmidzi Abu Daud, Ibn majah dan Imam Ahmad) 

Didalam hadits lainnya, seperti yang saya kutif dari kitab Riyadhussalihin disebutkan, Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda: "Ada tiga macam orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak pula menganggap mereka sebagai orang bersih (dari dosa), juga tidak hendak melihat mereka itu dan bahkan mereka akan memperolehi siksa yang pedih sekali, yaitu orang tua yang berzina, raja (pemimpin negara) yang suka membohong dan orang miskin yang sombong." (Riwayat Muslim).

Semoga kita semua dilindungi oleh Allah daripada termasuk salah satu dari orang-orang diatas.

Naudzubillah Himindzalik ya Allah.

Setelah manusia di diamkan selama ribuan tahun tersebut, kemudian satu suara menyeru penghuni mahsyar. Allah Subhanahuwwataala memerintahkan seluruh penghuni mahsyar supaya berpaling kearah Neraka. Ini arahan pertama dari Allah SWT kepada ahli mahsyar setelah mereka dibiarkan selama 50.000 tahun, tidak dipedulikan oleh Allah adalah azab buat mereka..

Dengan satu arahan itu tidak seorang pun dari penghuni mahsyar dapat menolak dan berpaling dari neraka kecuali mereka yang mendapat rahmat Allah.

"Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja".QS Thaha 108)

Dihari Mahsyar itu tibalah saatnya Allah membuktikan peringatan peringatannya tentang bahaya hari akhirat bagi mereka yang mendustakannya.

Ini adalah peringatan kepada manusia manusia yang lalai dan dzalim.
Peringatan kepada penguasa penguasa dan manusia manusia dzalim, mereka akan berdiri di Alam mahsyar dalam kegelapan yang gelap gulita.

Ibnu Ummar Ra meriwayatkan sabda Rasulullah saw:

"Sesungguhnya kezaliman kezaliman itu akan mendatangkan kegelapan kegelapan pada hari kiamat" (Bukhari 2267, Muslim 4676)

Hari Mahsyar bukanlah hari pembalasan yang sebenarnya.

Mahsyar hanyalah satu hari hitungan akhirat, disana hanya sementara untuk menunggu perhitungan amal. Namun penghuni mahsyar telah menderita dan tidak tahan lagi berada lebih lama disana.

    Disana penghuni Mahsyar merayu untuk disegerakan Hukuman karena tak tahan lagi..

    "Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin..." 

    (Qs As Sajdah 12)

Tapi sayang, penyesalan yang menyesakan dada penghuni mahsyar itu telah terlambat. Dunia sudah berakhir. Disanalah keabadian dimulai..

Disana tidak akan ada kematian lagi..

    Rasulullah saw bersabda:

    "Pada hari kiamat nanti maut akan didatangkan seperti seekor biri biri yang berwarna keputih putihan, lalu dihentikan diantara syurga dan neraka. Kemudian penghuni syurga dan neraka ditanya; apakah kalian mengenai ini ? Lalu maut itu diperintahkan untuk disembelih... dan diserukan; wahai ahli syurga, keabadian dan tak ada kematian lagi! wahai Ahli neraka, keabadian dan tak ada kematian lagi. Lalu Rasulullah saw menunjuk dunia dengan tanggannya". (Kutifan Sahih Bukhari 4361, Muslim 5087)

Disanalah manusia teringat kepada Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam..
Disanalah orang orang beriman teringat tentang sebuah harapan Syafaat dari Rasullnya.. Disanalah orang orang kafir menangis darah atas perbuatannya memperolok olok Rasulullah yang mulia..

Disana Ummat Muhammad Shalallahu Alaihi wassalam berjumpa dengan kekasihnya, meminta agar diri mereka diberi syafaat. Disanalah Nabi memberikan syafaatnya sebagaimana yang pernah dijanjikan kepada orang-orang tertentu yang pernah mengikat perjanjian dengan Allah dengan keimanan yang tinggi dan amal soleh.

Nabi Muhammad Saw diizinkan oleh Allah SWT untuk memberi syafaat.

"Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya". (QS Thaha 109)

Annas bin Malik ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda:

"Setiap Nabi mempunyai do'a yang digunakan untuk kebaikan umatnya. Sesungguhnya aku menyimpan do'aku sebagai syafaat bagi ummatku pada hari kiamat" (Bukhari 5830, Muslim 299)

Subhanalah..
Jazakallah ya Rasulallah shalallahu alaihi wassalam..

Inilah sebentuk cinta Rasulullah kepada Ummatnya. Dialah yang paling tahu atas peristiwa peristiwa dahsyat setelah kehidupan ini. Begitu mulianya, dalam hidupnya beliau menyimpan do'a untuk kita ummatnya. Do'a, sebuah Syafaat dan harapan dihari yang tiada naungan..

    Menurut Imam Al-Ghazali, sesiapa yang berumur panjang dan ia bersabar dalam susah payah menanggung ujian karena keimanannya terhadap Allah, sabar dari segala hawa nafsu, sabar menghadapi ancaman musuh musuh Allah, maka bagi mereka hari mahsyar itu akan terasa singkat. 

Selama di dunia ini, orang-orang yang beriman dan patuh kepada perintah perintah Allah - dan tetap menghindari segala pantangan dan larangan dari perkara perkara yang haram - mereka sering dihadapkan kepada masalah masalah, kesukaran dan berbagai ujian karena mentaati suruhan Allah .

Manusia beriman merasakan waktu yang terlalu lama hidup di dunia dengan berbagai cobaan dan penderitaan. Tapi mereka tetap sabar menempuh segala halangan dan cobaan, maka wajarlah ia menerima rahmat dari Allah dengan menjadikan masa yang singkat sewaktu berada di Mashyar.

Ikhwahfillah..
Inilah hal yang seharusnya kita jadikan energy dan semangat dalam berjihad mendukung perjuangan di harakah harakah Islam digolongan manapun.

Berada dalam gerakan Islam itu pasti akan menempuh berbagai ujian, dimusuhi, diludahi, dicaci, dipenjara, dibenci oleh orang-orang yang tidak senang karena mendukung perjuangan. Namun, kesemua itu akan menjadi suatu yang mendatangkan rahmat kepadanya di mashyar kelak, apabila kita sabar diatas segala rintangan itu.

Ketika penghuni mahsyar tenggelam lautan keringat dan airmata dihari Mashyar, maka Allah kurniakan rahmat terhadap mereka dengan menjadikan masa yang singkat di bumi Mashyar.

Orang-orang yang beriman sering memikirkan kesengsaraan hari mashyar yang akan dideritanya, dia sadar bahwa mereka tidak mampu menanggung azab yang begitu lama di bumi mashyar. Orang yang beriman seharusnya tangguh dan mampu menanggung kesusahan yang sebentar didunia ini, terus berdiri mentaati segala perintah Allah dan menjauhi apa jua larangan-Nya, serta memperjuangkan agama-Nya.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw bersabda:

"Kepada orang mukmin yang menanggung sengsara kerana beriman dengan Allah SWT , maka ia akan diringankan seperti lebih ringannya dia melakukan solat fardhu semasa di dunia".

SUBHANALLAH..
Sahabat ini bukan dongeng..
Lima puluh ribu tahun adalah bukan masa yang sebentar...
Menunggu adalah hal yang tidak mengenakan,.
Betapa sengsaranya kita disana, menanti hari hisab..

    Diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:

    "Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan lempengan bagaikan api, kemudian lempengan lempengan itu dipanaskan di neraka jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangsung tersu sampai selesai keputusan untuk tiap hamba...."

    (Shahih Al Bukhari dalam Bab Zakat Hadits No. 1314, Muslim No.1647, At Tirmidzi No.1560, An Nasai No. 2405, Abu Daud No. 1414, Ibn Majah No.1766, Imam Malik No. 530 dan juga diriwayatkan Imam Ahmad) 

Inilah satu satunya hadits shahih yang meriwayatkan bahwa di Alam Mahsyar itu akan berlangsung satu hari yang kadarnya sama dengan Lima Puluh Ribu tahun di Dunia.

Kata "Lima Puluh Ribu Tahun" ini juga diperkuat dengan FIRMAN ALLAH dalam surat Al Ma'rij.

تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun"QS Al Ma'arij 4).

SUBHANALLAH..
Bukankah usia kita di dunia ini kurang dari 100 tahun saja?

Silahkan ambil kalkulator, dan hitung bersama sama:
Jika katakanlah, usia kita di dunia ini 70 Tahun. Mari kita lihat perbandingannya dengan "Satu Hari" di yaumil mahsyar.

Berikut ini adalah persamaan matematikanya:

Jika 50.000 tahun adalah 1 hari, maka untuk memperoleh perbandingan kita akan bagi 70 tahun dengan dengan 50.000 tahun. Hasilnya adalah 0.0014 hari atau sekitar 2 menit 1 detik.


Berikut persamaan matematikan nya:
50.000 tahun = 1 hari
70 tahun = X hari
X (hari) = 70/50.000 = 0.0014 hari = 2,016 menit = 2 menit 1 detik

Catatan:
Ini hanya perbandingan saja, Allah lah yang Maha Mengetahuinya.

Sekarang mari renungkanlah, jika saja usia kita jika mencapai 70 tahun di dunia ini, maka keseluruhan hidup kita di dunia ini hanya berbanding dengan 2 menit 1 detik.

2 MENIT 1 DETIK

Apa yang bisa kita persiapkan dalam jangaka 2 Menit sedangkan Akhirat itu bukan 2 juta tahun, atau 20 juta tahun... tapi Abadi..

Dari dasar pemikiran inilah,

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah memilih kesederhanaan (Zuhud) kepada dunia ini,.

Abdullah bin Mas'ud ra. pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah tidur beralaskan tikar, hingga ketika beliau bangun tikar itu membekas di tubuhnya.

Lalu dia menawarkan kasur untuk Rasulullah..
Dan Rasulullah menolaknya dengan mengatakan:

"Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia (maksudnya bagaimana saya akan senang pada dunia ini). Aku di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kendaraan yang bernaung di bawah pohon, kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu." (HR Tirmidzi)

SEBENTAR SAJA...
Hari yang sebentar untuk masa yang abadi..

    Rasulullah bersabda:

    "Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: "Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar".Shahih Muslim No.5036 

SUBHANALLAH..
Semoga Catatan ini menggetarkan hati hati yang dilembutkan oleh Allah..

Berbahagialah kita saat ini masih berdiri bebas melangkah di dunia ini.

Sungguh tidak ada waktu untuk berkeluh kesah,
Hidup ini teramat singkat.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi". (QS Al Munafiquun: 9)

Maha Benar Allah dengan Segala Firman Nya.

4.1.14

KISAH SAHABAT NABI

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. : ketika menjelang wafatnya, Rosulullah SAW. Memerintah sahabat Billal bin Robah ra. untuk mengajak para sahabat melaksanakan sholat sunnat. Kemudian para sahabat muhajirin dan sahabat anshor berkumpul di masjid Rosulullah SAW.

Rosulullah bersama para sahabat melaksanakan sholat 2 rokaat, kemudian beliau berdiri diatas mimbar dan berkhutbah :
“Wahai golongan orang-orang muslim, sesungguhnya aku bagimu adalah seorang nabi, seorang yang memberi nasehat dan orang yang mengajak kepada Allah SWT atas izin-Nya. Dan aku bagimu seperti saudara kandung dan ayah yang penyayang. Bagi siapa saja yang pernah aku sakiti, berdirilah dan mintalah tebusan kepadaku sebelum penghukuman di hari kiamat ?”
Tidak ada satupun sahabat yang berdiri sampai Rosulullah SAW mengulangi perkataan beliau 3 kali. Tiba-tiba seorang yang bernama I’kasyah bin Muhshin berdiri dan menghadap kepada Rosulullah SAW dan berkata :
“Wahai Rosulullah, jika engkau tidak benar-benar mengulangi perkataanmu maka aku tidak akan berdiri dihadapanmu karena hal itu.

Sungguh aku bersamamu ketika terjadi perang badar, untaku berlari bersama untamu. Aku berhenti dan turun dari untaku kemudian aku mendekatimu sampai aku mencium pahamu (karena menghormati dan memulyakan Rosulullah SAW). Tetapi engkau memukul perutku dengan kayu cameti yang engkau gunakan untuk memukul untamu agar berlari cepat. Aku tidak tahu apakah itu sengaja atau engkau melakukannya untuk memukul untamu ???”
Kemudian rosulullah SAW berkata kepada Bilal :
“Wahai Bilal, pergilah ke rumah Fatimah dan ambillah kayu cemeti yang aku gunakan untuk memukul untaku”

Kemudian Bilal pergi meninggalkan masjid menuju rumah Fatimah dalam keadaan sedih dan tangan kepalanya, ia berkata kepada dirinya sendiri :
“Inikah Rosulullah, ia menghukum dirinya sendiri”

Tak lama sahabat Billal pun sampai dirumah Fatimah, ia segera mengetuk pintu rumah Fatimah “dok dok dok” Fatimah berkata :
“Siapa didepan pintu ?”
Sahabat Bilal berkata :
“Aku datang untuk mengambil kayu cemeti Rosulullah”
Lalu Fatimah membukakan pintu rumahnya dan bertanya :
“Apa yang akan dilakukan ayahku dengan kayu cemeti ini”
Sahabat Bilal menjawab :
“ Wahai Fatimah, sungguh ayahmu akan menghukum dirinya dengan kayu cemeti ini”

Lalu Fatimah berkata :
“Siapa yang rela hati menghukum Rosulullah ?”
Kemudian sahabat Bilal mengambil kayu cemeti itu, ia kembali ke masjid dan menyerahkan kayu cemeti kepada Rosulullah SAW. Sedangkan Rosulullah menyerahkannya kepada sahabat I’kasyah. Ketika sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab melihat hal tersebut, mereka berdua serentak berdiri dan berkata :

“Kami berdua ada dihadapanmu, hukumlah kami tapi jangan kamu menghukum Rosulullah”

Rosulullah SAW berkata :
“Duduklah kalian berdua, sungguh Allah mengetahui tempat kalian”
Kemudian sahabat Ali bin Abi Tholib berdiri dan berkata :
“Aku telah hidup bersama Rosulullah, tetapi hatiku tak akan rela kamu menghukum Rosulullah, ini punggung dan perutku, hukumlah dan pukulkan dengan tanganmu !”

Rosulullah SAW berkata :
“Wahai Ali, sungguh sungguh Allah mengetahui tempat dan rumahmu”
Kemudian Hasan dan Husain (cucu Rosulullah SAW) berdiri, mereka berdua berkata :
“Apakah kamu tidak mengetahui kami adalah cucu Rosulullah, hukumlah kami seperti kamu mau menghukum Rosulullah”

Rosulullah SAW berkata :
“Duduklah wahai penenang hatiku”
kemudian Beliau berkata :
“Wahai I’kasyah, pukullah aku jika kamu ingin memukul”

sahabat I’kasyah berkata :
“Wahai Rosulullah, Engkau memukulku sedangkan aku dalam keadaan tidak berpakaian”

Kemudian Rosulullah SAW melepas pakaian sehingga para sahabat menangis dengan keras. Dan ketika sahabat I’kasyah memandang tubuh Rosulullah SAW yang putih, ia berpaling dan memncium punggung Rosulullah SAW dan berkata :
“Wahai Rosulullah, siapa yang akan rela hatinya menghukummu, wahai Rosulullah ? sesungguhnya aku melakukan ini berharap tubuhkuku menyentuh tubuhmu yang mulia, sehingga Allah akan menjagaku dari neraka karena menghormatimu”

Kemudian Rosulullah SAW berkata :
“Barang siapa yang suka melihat alhi surga, maka hendaklah ia melihat orang ini”
Para sahabat pun berdiri dan menghampiri sahabat I’kasyah dan berkata :
“Keberuntungan bagimu, engkau memperoleh derajat tinggi dan menemani Rosulullah di surga”

Kisah ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawiy, Hal. 57-58

Mari kita perbanyak membaca shalawat Nabi dan berusaha sekuat mungkin menjalankan sunnah2 beliau sebagai salah satu bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW.

1.1.14

PENGEMIS BUTA

[ TELADAN DARI NABI MUHAMMAD SAW ] 

Di sudut pasar kota Madinah ada seorang pengemis yahudi buta yang selalu berkata kepada orang-orang, “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia! Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya.”

Tak ada seorang pun yang lewat melainkan telah mendengarkan ocehannya tersebut. Begitu pula pada seseorang yang selalu menemuinya setiap hari di sana, memberinya makanan, hingga menyuapinya. Pengemis buta itu selalu menghina dan merendahkan Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di hadapan orang yang menyuapinya itu. Tapi orang itu hanya diam, terus menyuapi pengemis buta itu hingga makanannya habis.

Hingga akhirnya beberapa saat kemudian Rasulullah wafat. Kesedihan menaungi hati para sahabatnya. Suasana duka pun berlangsung amat lama bagi mereka. Seseorang yang begitu mereka cintai, mereka segani, dan begitu mereka taati telah pergi dari sisi mereka.

Hari-hari mereka lewati begitu berat tanpa Rasulullah. Mereka akan selalu mengenang kebersamaan mereka dengan beliau semasa hidupnya. Mereka tidak akan pernah melupakannya.

Begitulah yang tengah terjadi pada diri Abu Bakar Ash Shiddiq, seorang sahabat beliau yang mulia. Dia tidak akan pernah bisa melupakan kenangan bersama Rasulullah. Justru dia dengan semangat menjalankan ibadah-ibadah sunnah yang dahulu sering dilakukan Rasulullah, tentu saja di samping ibadah-ibadah yang wajib.

Suatu hari, dia pernah bertanya kepada Aisyah, putrinya, “Wahai, putriku, apakah ada amalan yang sering dilakukan Rasulullah yang belum pernah kulakukan?”

“Ya, ada, Ayah,” jawab Aisyah.

“Apa itu?” tanya Abu Bakar lagi dengan penuh rasa penasaran.

Aisyah pun mulai bercerita.

Keesokan harinya, Abu Bakar berniat menunaikan amalan itu. Dia pergi menuju sudut pasar Madinah dengan membawa sebungkus makanan. Kemudian dia berhenti di depan seorang pengemis buta yang tengah sibuk memperingatkan orang-orang untuk menjauhi Muhammad. Betapa hancur hati Abu Bakar menyaksikan aksi pengemis itu yang begitu lancang menghina Rasulullah di hadapan banyak orang. Tapi dia mencoba untuk bersabar.

Abu Bakar lalu membuka bungkusan makanan yang dibawanya dari rumah. Kemudian dia mengajak pengemis itu duduk dan langsung menyuapi pengemis itu dengan tangannya.

“Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” kata si pengemis buta dengan nada menghardik.

“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.

“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.” Begitulah bantahan si pengemis buta.

Abu Bakar tak bisa membendung rasa harunya. Air matanya menetes tak tertahankan. Dia kemudian berkata, “Ya, benar. Aku memang bukan orang yang biasa ke sini untuk memberimu makanan. Aku adalah salah satu sahabatnya. Orang yang dulu biasa ke sini itu telah wafat.”

Abu Bakar melanjutkan perkataannya. “Tahukah kau siapa orang yang dulu biasa ke sini untuk memberimu makanan? Dia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang selalu kau hina di depan orang banyak.”

Betapa terkejutnya pengemis Yahudi yang buta itu. Dia tak dapat berkata apa-apa. Air matanya perlahan berlinang membasahi kedua pipinya. Dia baru sadar betapa hinanya dirinya yang telah memperlakukan Rasulullah seperti itu. Padahal beliau telah berbaik hati memberinya makanan setiap hari.

“Benarkah itu?” tanya si pengemis buta setelah lama merenungi apa yang telah terjadi. “Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan di hadapannya. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia sabar menghadapiku dengan berbagai macam ocehanku dan berbaik hati melumatkan makanan yang dibawanya untukku. Dia begitu mulia.” Tangisnya semakin menjadi.

Pada saat itu juga, di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, pengemis Yahudi buta itu menyatakan ke-Islamannya. Akhirnya dia mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ setelah apa yang telah dilakukannya terhadap Rasulullah.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes