Belanja Murah dan Gampang

lazada.com

4.1.14

KISAH SAHABAT NABI

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. : ketika menjelang wafatnya, Rosulullah SAW. Memerintah sahabat Billal bin Robah ra. untuk mengajak para sahabat melaksanakan sholat sunnat. Kemudian para sahabat muhajirin dan sahabat anshor berkumpul di masjid Rosulullah SAW.

Rosulullah bersama para sahabat melaksanakan sholat 2 rokaat, kemudian beliau berdiri diatas mimbar dan berkhutbah :
“Wahai golongan orang-orang muslim, sesungguhnya aku bagimu adalah seorang nabi, seorang yang memberi nasehat dan orang yang mengajak kepada Allah SWT atas izin-Nya. Dan aku bagimu seperti saudara kandung dan ayah yang penyayang. Bagi siapa saja yang pernah aku sakiti, berdirilah dan mintalah tebusan kepadaku sebelum penghukuman di hari kiamat ?”
Tidak ada satupun sahabat yang berdiri sampai Rosulullah SAW mengulangi perkataan beliau 3 kali. Tiba-tiba seorang yang bernama I’kasyah bin Muhshin berdiri dan menghadap kepada Rosulullah SAW dan berkata :
“Wahai Rosulullah, jika engkau tidak benar-benar mengulangi perkataanmu maka aku tidak akan berdiri dihadapanmu karena hal itu.

Sungguh aku bersamamu ketika terjadi perang badar, untaku berlari bersama untamu. Aku berhenti dan turun dari untaku kemudian aku mendekatimu sampai aku mencium pahamu (karena menghormati dan memulyakan Rosulullah SAW). Tetapi engkau memukul perutku dengan kayu cameti yang engkau gunakan untuk memukul untamu agar berlari cepat. Aku tidak tahu apakah itu sengaja atau engkau melakukannya untuk memukul untamu ???”
Kemudian rosulullah SAW berkata kepada Bilal :
“Wahai Bilal, pergilah ke rumah Fatimah dan ambillah kayu cemeti yang aku gunakan untuk memukul untaku”

Kemudian Bilal pergi meninggalkan masjid menuju rumah Fatimah dalam keadaan sedih dan tangan kepalanya, ia berkata kepada dirinya sendiri :
“Inikah Rosulullah, ia menghukum dirinya sendiri”

Tak lama sahabat Billal pun sampai dirumah Fatimah, ia segera mengetuk pintu rumah Fatimah “dok dok dok” Fatimah berkata :
“Siapa didepan pintu ?”
Sahabat Bilal berkata :
“Aku datang untuk mengambil kayu cemeti Rosulullah”
Lalu Fatimah membukakan pintu rumahnya dan bertanya :
“Apa yang akan dilakukan ayahku dengan kayu cemeti ini”
Sahabat Bilal menjawab :
“ Wahai Fatimah, sungguh ayahmu akan menghukum dirinya dengan kayu cemeti ini”

Lalu Fatimah berkata :
“Siapa yang rela hati menghukum Rosulullah ?”
Kemudian sahabat Bilal mengambil kayu cemeti itu, ia kembali ke masjid dan menyerahkan kayu cemeti kepada Rosulullah SAW. Sedangkan Rosulullah menyerahkannya kepada sahabat I’kasyah. Ketika sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab melihat hal tersebut, mereka berdua serentak berdiri dan berkata :

“Kami berdua ada dihadapanmu, hukumlah kami tapi jangan kamu menghukum Rosulullah”

Rosulullah SAW berkata :
“Duduklah kalian berdua, sungguh Allah mengetahui tempat kalian”
Kemudian sahabat Ali bin Abi Tholib berdiri dan berkata :
“Aku telah hidup bersama Rosulullah, tetapi hatiku tak akan rela kamu menghukum Rosulullah, ini punggung dan perutku, hukumlah dan pukulkan dengan tanganmu !”

Rosulullah SAW berkata :
“Wahai Ali, sungguh sungguh Allah mengetahui tempat dan rumahmu”
Kemudian Hasan dan Husain (cucu Rosulullah SAW) berdiri, mereka berdua berkata :
“Apakah kamu tidak mengetahui kami adalah cucu Rosulullah, hukumlah kami seperti kamu mau menghukum Rosulullah”

Rosulullah SAW berkata :
“Duduklah wahai penenang hatiku”
kemudian Beliau berkata :
“Wahai I’kasyah, pukullah aku jika kamu ingin memukul”

sahabat I’kasyah berkata :
“Wahai Rosulullah, Engkau memukulku sedangkan aku dalam keadaan tidak berpakaian”

Kemudian Rosulullah SAW melepas pakaian sehingga para sahabat menangis dengan keras. Dan ketika sahabat I’kasyah memandang tubuh Rosulullah SAW yang putih, ia berpaling dan memncium punggung Rosulullah SAW dan berkata :
“Wahai Rosulullah, siapa yang akan rela hatinya menghukummu, wahai Rosulullah ? sesungguhnya aku melakukan ini berharap tubuhkuku menyentuh tubuhmu yang mulia, sehingga Allah akan menjagaku dari neraka karena menghormatimu”

Kemudian Rosulullah SAW berkata :
“Barang siapa yang suka melihat alhi surga, maka hendaklah ia melihat orang ini”
Para sahabat pun berdiri dan menghampiri sahabat I’kasyah dan berkata :
“Keberuntungan bagimu, engkau memperoleh derajat tinggi dan menemani Rosulullah di surga”

Kisah ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawiy, Hal. 57-58

Mari kita perbanyak membaca shalawat Nabi dan berusaha sekuat mungkin menjalankan sunnah2 beliau sebagai salah satu bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW.

KISAH ANAK KATAK

Kisah Katak saat Hujan Turun

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap.

"Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.

Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik," jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil.

"Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan.

Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati
tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar.

"Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!"
ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan.

Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"

RENUNGAN :

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, pasti akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan.
Tetaplah semangat saudara-saudaraku !.
SELAMAT BERAKTIFITAS.... !

1.1.14

PENGEMIS BUTA

[ TELADAN DARI NABI MUHAMMAD SAW ] 

Di sudut pasar kota Madinah ada seorang pengemis yahudi buta yang selalu berkata kepada orang-orang, “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia! Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya.”

Tak ada seorang pun yang lewat melainkan telah mendengarkan ocehannya tersebut. Begitu pula pada seseorang yang selalu menemuinya setiap hari di sana, memberinya makanan, hingga menyuapinya. Pengemis buta itu selalu menghina dan merendahkan Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di hadapan orang yang menyuapinya itu. Tapi orang itu hanya diam, terus menyuapi pengemis buta itu hingga makanannya habis.

Hingga akhirnya beberapa saat kemudian Rasulullah wafat. Kesedihan menaungi hati para sahabatnya. Suasana duka pun berlangsung amat lama bagi mereka. Seseorang yang begitu mereka cintai, mereka segani, dan begitu mereka taati telah pergi dari sisi mereka.

Hari-hari mereka lewati begitu berat tanpa Rasulullah. Mereka akan selalu mengenang kebersamaan mereka dengan beliau semasa hidupnya. Mereka tidak akan pernah melupakannya.

Begitulah yang tengah terjadi pada diri Abu Bakar Ash Shiddiq, seorang sahabat beliau yang mulia. Dia tidak akan pernah bisa melupakan kenangan bersama Rasulullah. Justru dia dengan semangat menjalankan ibadah-ibadah sunnah yang dahulu sering dilakukan Rasulullah, tentu saja di samping ibadah-ibadah yang wajib.

Suatu hari, dia pernah bertanya kepada Aisyah, putrinya, “Wahai, putriku, apakah ada amalan yang sering dilakukan Rasulullah yang belum pernah kulakukan?”

“Ya, ada, Ayah,” jawab Aisyah.

“Apa itu?” tanya Abu Bakar lagi dengan penuh rasa penasaran.

Aisyah pun mulai bercerita.

Keesokan harinya, Abu Bakar berniat menunaikan amalan itu. Dia pergi menuju sudut pasar Madinah dengan membawa sebungkus makanan. Kemudian dia berhenti di depan seorang pengemis buta yang tengah sibuk memperingatkan orang-orang untuk menjauhi Muhammad. Betapa hancur hati Abu Bakar menyaksikan aksi pengemis itu yang begitu lancang menghina Rasulullah di hadapan banyak orang. Tapi dia mencoba untuk bersabar.

Abu Bakar lalu membuka bungkusan makanan yang dibawanya dari rumah. Kemudian dia mengajak pengemis itu duduk dan langsung menyuapi pengemis itu dengan tangannya.

“Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” kata si pengemis buta dengan nada menghardik.

“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.

“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.” Begitulah bantahan si pengemis buta.

Abu Bakar tak bisa membendung rasa harunya. Air matanya menetes tak tertahankan. Dia kemudian berkata, “Ya, benar. Aku memang bukan orang yang biasa ke sini untuk memberimu makanan. Aku adalah salah satu sahabatnya. Orang yang dulu biasa ke sini itu telah wafat.”

Abu Bakar melanjutkan perkataannya. “Tahukah kau siapa orang yang dulu biasa ke sini untuk memberimu makanan? Dia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang selalu kau hina di depan orang banyak.”

Betapa terkejutnya pengemis Yahudi yang buta itu. Dia tak dapat berkata apa-apa. Air matanya perlahan berlinang membasahi kedua pipinya. Dia baru sadar betapa hinanya dirinya yang telah memperlakukan Rasulullah seperti itu. Padahal beliau telah berbaik hati memberinya makanan setiap hari.

“Benarkah itu?” tanya si pengemis buta setelah lama merenungi apa yang telah terjadi. “Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan di hadapannya. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia sabar menghadapiku dengan berbagai macam ocehanku dan berbaik hati melumatkan makanan yang dibawanya untukku. Dia begitu mulia.” Tangisnya semakin menjadi.

Pada saat itu juga, di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, pengemis Yahudi buta itu menyatakan ke-Islamannya. Akhirnya dia mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ setelah apa yang telah dilakukannya terhadap Rasulullah.

31.12.13

BULAN MADU

Pak Haji mengawinkan ke-4 anaknya, yaitu Anita, Minah, Mimin dan Mumun. Mereka semua berbulan madu ke Bali. 

Sebelum mereka pergi, pak Haji bilang, "Nak, ntar pd kirim kabar ya ke Babe tentang kualitas laki2 kalian masing2. Pake sms aja & biar gak jorok, pake motto iklan aje yee ?!

Hari ke-1 di bulan madu. 
Si Anita kirim SMS ke pak Haji, sms-nya cukup singkat: "KFC"
& Pak haji langsung mencari iklan KFC di gerai KFC terdekat & terbacalah : "NIKMATNYA SAMPAI KE TULANG" 
Pak Haji pun tersenyum2.

Hari ke-2 bulan madu.
Giliran si Mimin yg kirim SMS & sms-nya jg cukup singkat : "STANDARD CHARTERED".
Pak Haji pun langsung mencari iklan Standard Chartered di koran dan terbacalah tulisan : "BESAR, KUAT & BERSAHABAT".
Pak Haji pun langsung tersenyum lebar.

Hari ke-3
Giliran si Mumun yg kirim SMS, isi-nya jg cukup singkat : "NESCAFE".
Pak Haji pun langsung mencari iklan NESCAFE di koran dan terbaca motto Nescafe : "NIKMATNYA SAMPAI TETES TERAKHIR".
Pak Haji pun kembali tersenyum ceria.

Memasuki hari ke-4,5,6 & 7
Pak Haji mulai risau karena si Minah tak ada kabarnya. Waduuuh, ada apa gerangan dgn si Minah ya.., jangan2 dia dibikin kecewa sm laki2-nya...??

Akhir-nya pd hari ke-8 barulah masuk SMS dari Minah yg isinya jg cukup singkat: "AIR ASIA ".
Pak Haji sangat penasaran krn yang dia tahu AIR ASIA itu armada penerbangan terbesar di Asia Tenggara. Langsung Pak Haji cari koran, terbaca-lah motto AIR ASIA :
"7 KALI SEMINGGU - 3 KALI SEHARI - 5 JAM NON STOP".

Pak Haji pun bilang dalam hati, pantesan dia gak sempet sms, tiap hari jadwal-nya "PuuuLLLL..."
. º°˚˚°ː̗=))=D=))ː̖°˚˚°º 
,/🍕\, 
:p \=D/ :p \=D/
┼┼aa┼┼aa┼┼aa┼┼aa =D =)) 
Jngn ketawa sendiri '
Berbagi lh dngn teman !!

30.12.13

MENUNGGU KESEMPATAN

Menunggu Kesempatan: Mau Sampai Kapan?

Suatu pagi tidak jauh dari sebuah pasar, tampak seorang pemuda sedang tidur bermalas-malasan. Kebetulan lewatlah seorang pedagang yang baru menjual dagangannya.

Kata pedagang, "Anak muda, pagi begitu indah. Semua orang sibuk bekerja, tapi mengapa engkau hanya tidur-tiduran di sini?"

Jawab si pemuda, "Aku sedang menunggu kesempatan."

Mendengar jawaban seperti itu, pedagang tampak keheranan. "Apakah kau tahu seperti apa bentuk kesempatan yang kamu tunggu itu?"

Dengan nada malas si pemuda berkata, "Kata orang, aku harus menunggu kesempatan datang, baru kemudian nasibku bisa berubah baik. Lalu aku bisa kaya, bisa sukses, bisa memiliki apa saja yang aku mau. Karena itulah aku dengan sabar menunggu kesempatan datang di sini."

Sang pedagang menggeleng-gelengkan kepalanya, keheranan. "Bentuknya saja kamu tidak tahu, buat apa kamu tunggu? Ayo, lebih baik kamu ikut membantu aku melakukan hal berguna! Kelak nasibmu akan berubah jika kau mau belajar mengikuti jejakku."

"Ah, omong kosong.. Pergi sana! Jangan menggangguku!" bentak si pemuda. Ia kembali bermalas-malasan, dan pedagang itu pun segera pergi karena diusir.

Sesaat kemudian, datang seorang kakek tua menghampiri si pemuda. "Hai ...anak muda. Aku perhatikan, sudah lama kamu tidur-tiduran menunggu kesempatan di tempat ini. Apa kau sudah mendapatkan kesempatan itu?"

“Belum..!”

"Lho, bukankah kesempatan itu baru saja menghampirimu? Mengapa tidak kau tangkap, tapi malah kau usir?” kata kakek tua itu. “Orang yang kau usir tadi adalah seorang pedagang besar dari negeri seberang yang kaya raya. Mengapa tidak kau terima ajakannya..?"

Pemuda itu terkejut. Ia tampak sedih dan ingin menangis.

"Anak muda... Jika kau ingin mendapatkan kesempatan, cari tahu rahasianya. Ketahuilah, kesempatan tidak bisa kau tangkap jika kau tidak mengenalinya,” nasihat si kakek. “Saat kau serius menginginkannya, kesempatan belum tentu datang. Namun saat kau tidak serius, mungkin dia sedang menghampirimu. Saat dia datang tadi, kau tidak mengenalinya. Akhirnya dia lewat begitu saja dan belum tentu akan datang lagi."

Pesan dalam cerita ini:

Kadangkala kesempatan itu pada awalnya tampak sepele sekali. Tapi jangan meremehkan sekecil apa pun kesempatan itu. Seringkali pencapaian besar justru diawali dari kesempatan-kesempatan kecil,
yang umumnya dilewatkan banyak orang


BILA SUAMI MENYAKITI

Renungan;
≡Ketika Suamiku menyakiti≡

Ada sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir.

Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras.
Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis diatas pasir: "HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.."

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Si Istri mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang, dia menulis di sebuah batu: "HARI INI SUAMIKU YANG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.."

Suami bertanya :
“Kenapa setelah
saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”

Istrinya sambil tersenyum menjawab :
“Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa melupakannya.
Tapi bila sesuatu
yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat selamanya..”

Dalam hidup ini sering timbul beda
pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda.
Terkadang malah sangat menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu.
Yang terpenting dari pelajaran di atas, adalah:
“Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN dan
selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN.."


24.12.13

DIALOG SUAMI-ISTRI

Suami : Sayang, maafin aku ya!!

Istri : maaf kenapa Da..??

Suami : iya, dari awal kita Menikah sampai saat ini belum bisa memberikan yang terbaik buat kamu,bahkan untuk makan sehari-hari dan biaya untuk anak2 sekolah pun sangat pas2an skali..

Maafkan uda ya,Aku harap kamu mau bersabar atas keadaanku yang skarang ini..

Istri : Masya'Allah, bagiku tidak masalah Da,..

Melihat kamu gigih dalam bekerja walaupun pekerjaanmu hanya biasa2 saja, kemudian engkau pulang dengan selamat dengan keringat hasil kerja keras yang Halal , itu sudah sangat Istimewa buat aku..

Apalagi kesabaranmu selama ini menghadapi bawel2an aku,anak2 yang suka nakal itu udah membuat rumah tangga kita sudah seperti layaknya di syurga..

Tidak mengapa kita kekurangan harta, selama kita tidak miskin Iman dan kebahagiaan aku bersyukur Da..

Suami : SubhanaAllah..

Sungguh Alhamdulillah aku bisa mendapatkan seorang istri sepertimu..

Semoga Allah senantiasa memberkahimu dalam setiap keadaan wahai Istriku.. [terharu bahagia]

Ya Allah,,,Ya Rabb,,,, Anugerahkan Lah Pasangan Yang Baik , Sholeh /Sholeha Untuk Ku Dan Untuk Setiap Orang yang Mengucap “Aamiin”,,, Jadikan lah Keluarga Kami Sakinah Mawadah Warrahma.

Aamiin,,,,

23.12.13

KISAH 4 LILIN

KISAH INSPIRATIF "Kisah Empat Lilin"

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Yang pertama berkata:“Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku
mematikan diriku saja!”

Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam. Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”

Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:

”Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga… Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis tersedu-sedu. Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

“Akulah H A R A P A N.”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.
yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes